Ketika seorang guru wajib untuk memenuhi 24 jam tatap muka per minggu, ia hanya akan terpaku dengan pemenuhan kewajiban yang harus ia lakoni. Tentunya, teknik yang digunakan umumnya menggunakan teknik lama. Sulit dipungkiri dan dibantah.
Tidakkah terpikir bahwa pemerintah hanya mengakui kerja guru sebagai pengajar, dan bukan pendidik. Karena Guru hanya menyelesaikan target ngajar 24 jam tatap muka dan tidak terfokus lagi pada pembinaan mental dan moral siswa. Singkatnya, pemerintah sendiri yang mengarahkan guru untuk alih profesi dari pendidik menjadi pengajar. Sungguh celaka !
Masalah lainnya adalah, kapan seorang guru mampu melahirkan ide segar dalam mengajar dan mendidik? Apakah guru memiliki waktu untuk berinovasi?
Mengapa tenaga pengajar di lingkungan perguruan tinggi (dosen) lebih banyak melahirkan ide-ide cemerlang dalam setiap penelitian? Jawabannya adalah, karena mereka memiliki waktu, dan mereka wajib untuk melakukan penelitian. Nah, itu yang disebut professional.
Hitungannya seperti ini …
Seorang guru wajib mengajar 24 jam tatap muka per minggu. Artinya, 6 jam tatap muka per hari, dengan kisaran waktu 40 sampai 45 menit per jam tatap muka.
Jika pelajaran dimulai jam 7.15 dengan rata-rata 40 menit per pertemuan ditambah dengan waktu istirahat 40 menit, maka waktu mengajar akan berakhir jam 11.55.
Tentu saja itu belum berakhir, guru harus melakukan tugas lain seperti les sore, remedial, dan lain-lain di sore hari.
Setelah itu?
Tentu saja, sebagai kepala keluarga atau ibu rumah tangga yang professional, ia harus meluangkan waktu untuk keluarganya, Nah, disinilah terlihat bahwa seorang guru tidak memiliki waktu untuk berinovasi.
Jelaslah sudah kondisi guru Indonesia sekarang ini. Tidaklah suatu penghinaan jika guru digambarkan dalam sebuah karikatur adalah sosok yang berkacamata tebal, membawa buku tebal dan mistar, dan merupakan sosok yang membosankan jika dipandang lama.
Guru? Ya, guru merupakan Komunitas terpinggirkan dalam lingkungan ilmu pengetahuan. Guru tidak lagi mampu melahirkan banyak ide cemerlang karena tidak memiliki waktu untuk melakukan itu. Sekali lagi, intinya adalah waktu untuk melakukan …..
Dhinda aprilia mengatakan
Kereeenn ,… stujuu .. stuju,, stujuu…
herdiana mengatakan
stujuu ,, kyknyaa tunjangan guru harus naik tuch ,,.. hehehe 😀
ayu mengatakan
fotonya deeeeehhhhh
Disinilah dilihat kemampuan guru untuk berinovasi,, apakah selama jam mengajarnya untuk memenuhi kuota 24 JP dia hanya berpatokan pada buku teks ataukah dia bisa memberi inovasi2 dalam rangkaian mengajarnya..
intinya.. jadi guru nggak boleh manja loh.. kalau ada niat kenapa tidak dilakukan selagi masih mampu berbuat..?? paling tidak,, niatnya untuk diri sendiri saja dulu.. hehehehe 😉 :toast
uphy mengatakan
ada guru yg manja ya?
Guru akan terbatasi dlm inovasi jika ia tidak memiliki waktu… semua hanya masalah waktu bu guru :bingung:
awwi spenzhhaaa mengatakan
pak lutfi ajarin dong buat animasi seperti yang dibuat mem ayyyu please
uphy mengatakan
ada disitu tuh… dibawah tombol submit comment… tulisannya “tambahkan emoticon keren”
coba saja klik
awwi spenzhhaaa mengatakan
:thumbup